Investigasi Gedung Merie
Curie
Lokasi : Gedung Merie Curie IIK Bhakti Wiyata Kediri
Hari/tanggal : Rabu – Kamis, 31 Mei – 1 Juni 2017
Gedung Merie Curie merupakan salah satu
gedung yang berada di yayasan IIK Bhakti Wiyata Kediri. Gedung tersebut
berfungsi sebagai kantin yang sering digunakan oleh sivitas IIK Bhakti Wiyata
untuk istirahat, makan,baik makan yang dibawa sendiri maupun yang dibeli di
sana. Kantin biasanya dijadikan tempat bersosialisasi dan berkumpulnya seluruh
angkatan. Kantin harus mengikuti prosedur tentang cara mengolah dan menjaga
kebersihan kantin. Makanan yang disediakan kantin harus bersih dan halal.
Di dalam kantin terdapat penjual makanan
dan konsumen. Penjual makanan tidak memperhatikan personal hygiene, baik cara
berpakaian dan perilaku membuang sampah. Pakaian yang digunakan penjual makanan
hanya seadanya tanpa memperhatikan kerapian dan kebersihan. Penjual makanan
tidak mencuci bahan makanan dengan benar mereka hanya mencuci bahan makanan
pada air yang ditampung di bak. Mayoritas konsumen membiarkan sampah bekas
makanan berserakan di meja dan tidak membuangnya di tempat sampah. Para petugas
kebersihan tidak membersihkan sampah bekas makanan tetapi hanya mengambil
bungkus makanan saja.
Lingkungan sekitar gedung Merie Curie
tampak bersih, namun di dalam gedung Merie Curie lumayan bersih dan di bagian
dapur terlihat kotor. Area tempat makan banyak sampah atau bekas bungskus
makanan yang berserakan dan terdapat beberapa kucing. Di bagian dapur terdapat
banyak bercak pada dindingnya dan rak-rak penyimpanan makanan dan penyimpanan
alat masak tidak dibersihkan dengan benar serta tidak tertata dengan rapi.
Penjual juga membiarkan adanya genangan air di sekitar dapur serta sampah bekas
minuman yang dibiarkan dan tidak dibuang.
Dengan keadaan gedung Merie Curie yang
kurang baik, berikut adalah analisa mengenai vektor dan rodent yang terdapat di
tempat tersebut.
A.
Analisa
Rodent dan Vektor yang terdapat di Gedung Merie Curie
1. Kecoa
Kecoa yang ditemukan merupakan kecoa jenis
periplaneta americana. Habitat kecoa
adalah tempat-tempat yang lembab, hangat dan gelap. Tempat-tempat tersebut
dapat berupa celah-celah disekitar tempat pembuangan di dapur, tempat
pembuangan sampah dan lemari makanan. Kecoa americana
menyukai tempat-tempatyang memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi. Kecoa
hadir karena terdapat lubang pada meja keramik tempat penyajian makanan, bekas
makanan atau minuman yang tidak dibuang serta rak penyimpanan alat masak yang
tidak tertata rapi dan kotor.
2. Nyamuk
Aedes
Nyamuk Aedes
ditandai dengan garis-garis
putih kepekatan di atas dasar hitam pada tubuhnya. Panjang badan sekitar 3-4
mm. Nyamuk Aedes betina yang sering menghisap darah karena membutuhkan
protein untuk proses perkembangbiakan. Bentuk abdomen nyamuk betina lancip pada
ujungnya dan memiliki cerci yang lebih panjang dari cerci pada nyamuk-nyamuk
lainnya. Tubuh nyamuk betina lebih panjang dari nyamuk jantan. Nyamuk
Aedes berkembangbiak pada tempat
penampungan air berupa genangan air yang tertampung disuatu tempat atau bejana.
Penjual makanan membiarkan adanya genangan air di dalam suatu wadah, misalnya
dalam bak penampung air dan pengunjung yang membiarkan botol air mineral
terbuka dan tidak dibuang.
3. Nyamuk
Culex
Nyamuk Culex
banyak terdapat pada genangan air kotor. Nyamuk Culex lebih menyukai meletakkan telurnya pada genangan air
berpolutan tinggi, berkembangbiak di air keruh dan lebih menyukai genanganair
yang sudah lama daripada genangan air yang lebih baru. Nyamuk Culex menyukai tempat yang gelap, sejuk
dan lembab untuk beristirahat. Faktor yang mendukung keberadaan nyamuk Culex adalah adanya genangan air yang
berwarna keruh di dalam gayung di dapur, ada air bekas minuman yang tidak
dibuang, selain itu terdapat saluran pembuangan air limbah yang terbuka, serta
udara di ruangan dapur kurang sehingga lembab dan gelap.
4.
Lalat
rumah (Musca
Domestica)
Lalat mudah berkembangbiak, sarang lalat umumnya adalah kotoran manusia dan hewan
serta dari bahan organic lainnya yang segar maupun membusuk (daging, ikan,
tumbuhan). Makanan utamanya adalah benda-benda cair terutama yang mengandung
gula dan yang berbau amis. Benda yang keras dicairkan menggunakan liurnya.
Setiap makan seringkali memuntahkan makanannya. Oleh sebab itu kemungkinan
terjadinya penularan penyakit dapat melalui aktivitas memuntahakan makanan di samping
bulu-bulu kakinya yang sanggup membawa jutaan kuman berbahaya. Lalat suka
hinggap di tempat yang kotor antara lain di lantai dan tanah, atau di tempat
yang mengandung makanan yang disukainya. Faktor yang memicu adanya lalat adalah
terdapat sisa makanan yang berserakan di meja. Keberadaan tempat pembuangan
sementara (TPS) berdekatan dengan area kantin dan tempat sampah yang dibiarkan
terbuka.
5. Tikus
Rumah (Rattus Domestica)
Dikenal
sebagai tikus terkecil atau mencit (Malaysia), nyingying (Jawa). Bentuk sangat
kecil, bulu lembut berwarna abu-abu, dada lebih abu, ekor cokelat gelap. Aktivitas
hidupnya (terutama mencari makan, berlindung, bersarang dan berkembangbiak) di
dalam rumah (atap, sela-sela dinding, dapur, almari), gudang, kantor, pasar,
selokan dan lain-lain. Factor pemicu adanya tikus di gedung Merie Curie adalah
tempat penyimpanan peralatan yang diletakkan di bawah meja kompor yang tidak
tertata dan banyak tumpukan peralatan dapur yang diletakkan langsung menempel
pada dinding. Selain itu, adanya selokan terbuka yang memudahkan tikus
berkeliaran masuk ke dalam dapur.
B. Penyakit
yang ditularkan oleh vector dan rodent, antara lain :
1.
Demam
tifoid
Penyakit
infeksi usu yang disebut juga sebagai tifus abdominalis atau Typoid Fever ini disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B, dan C. Demam
tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia maupun di daerah
tropis dan subtropis di seluruh dunia. Prinsip penularan pepnyakit ini adalah
melalui fekal-oral. Kuman berasal dari tinja atau urin penderita atau bahkan carrier (pembawa penyakit yang tidak
sakit) yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui air dan makanan. Mekanisme
makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri sangat bervariasi. Pertama,
penularan terjadi karena masyarakat mengonsumsi kerang-kerangan yang airnya
tercemar kuman, kontaminasi juga dapat terjadi pada sayuran mentah dan
buah-buahan yang pohonnya dipupuk dengan kotoran manusia. Vector berupa
serangga yaitu kecoa dan lalat juga berperan dalam penularan penyakit demam
tifoid.
2.
Kolera
Kolera
merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan epidemic dan pendemi di
banyak Negara, dengan meninggalkan korban meninggal dunia yang sangat besar.
Penyakit diare akut yang sangat menular ini disebabkan oleh kuman Vibrio comma yang menghasilkan
enterotoksin yang sangat toksik. Kuman vibrio ditularkan secara langsung
melalui tinja atau muntahan penderita atau secara tidak langsung ditularkan
oleh vector serangga, misalnya lalat dan lipas.
3.
Disentri
Disentri
merupakan penyakit diare yang mengandung bercak darah dan lendir, biasanya
disertai dengan rasa nyeri atau kram pada perut. Disentri disebabkan oleh usus
dan organ pencernaan yang terinfeksi bakteri shigella dan amoeba. Penyebaran
bibit penyakit dibawa oleh lalat rumah yang berasal dari sampah, kotoran
manusia atau hewan.
4.
Diare
Diare adalah
perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. WHO pada tahun 1984 mendefinisikan
diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam (24 jam).
Penyakit diare sebagian besar (75%) disebabkan oleh kuman seperti virus dan
bakteri. Penularan penyakit diare melalui orofekal terjadi melalui tinja yang
terinfeksi mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Bila tinja
tersebut dihinggapi oleh vector (lalat) dan kemudian vector tersebut hinggap di
makanan, maka makanan itu dapat menularkan diare ke orang yang memakannya.
5.
Demam
dengue
Demam dengue
dan demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang tersebar luas diseluruh
dunia terutama di daerah tropis. Sumber penularan utama adalah manusia dan
primate, sedang penularannya adalah nyamuk Aedes.
Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes
aegypti (di daerah perkotaan) dan Aedes
albopictus (di daerah pedesaan). Nyamuk yang menjadi vector penyakit DBD
adalah nyamuk yang menjadi terinfeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit
dan viremia (terdapat virus di dalam darahnya). Virus berkembang dalam tubuh
nyamuk selama 8-10 hari terutama dalam kelenjar air liurnya, dan jika nyamuk
ini menggigit orang lain maka virus dengue akan dipindahkan bersama air liur
nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus ini akan berkembangs elama 4-6 haru dan
orang tersebut akan mengalami sakit demam berdarah dengue. Virus dengue
memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan berada dalam darah selama satu minggu.
Orang yang di dalam tubuhnya terdapat virus dengue tidak semuanya akan sakit
demam berdarah dengue. Ada yang mengalami demam ringan dan sembuh dengan
sendirinya, atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit. Tetapi
semuanya merupakan pembawa virus dengue selama satu minggu, sehingga dapat
menularkan kepada orang lain di berbagai wilayah yang ada nyamuk penularanya.
Sekali terinfeksi, nyamuk menjadi infektif seumur hidupnya.
6.
Penyakit yang diwaba oleh nyamuk Culex :
a.
Filariasis
limfatik
Filariasis
(penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
cacing filaria, yang hidup di saluran dan kelenjar limfe serta menyebabkan
gejala akut atau kronis. Di Indonesia terdapat 3 spesies cacing filaria
penyebab filariasis yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia
timori. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak
mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki,
lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak
dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain
sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara. Seseorang dapat
tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk yang
sudah terinfeksi, yaitu nyamuk yang dalam tubuhnya mengandung larva stadium III
(L3). Nyamuk sendiri mendapat mikrofilaria karena menghisap darah penderita
atau dari hewan yang mengandung mikrofilaria. Nyamuk sebagai vektor menghisap
darah penderita (mikrofilaremia)
dan pada saat itu mikrofilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam
lambung nyamuk. Dalam tubuh nyamuk mikrofilaria tidak berkembang biak tetapi
hanya berubah bentuk dari larva instar 1 menjadi larva instar 3 dalam beberapa
hari, karenanya diperlukan gigitan berulang kali untuk terjadinya infeksi. Di
dalam tubuh manusia larva instar 3 menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh
menjadi cacing dewasa jantan atau betina serta berkembang biak. Nyamuk yang menjadi vektor penyakit ini adalah nyamuk
Culex.
7.
Tikus
merupakan host untuk beberapa agent penyakit menular antara lain :
a.
Pes
Pes memiliki nama lain plague, sampar dan La paste. Pes merupakan salah satu
penyakit zoonosis pada rodensia yang bisa ditularkan kepada manusia. Penularan
pes dapat ditularkan melalui tikus rumah yang darahnya infektif digigit oleh
pinjal yang kemudian menggigit manusia.
C. Pemantauan Vektor dan
Rodent
1. Pemantauan
populasi insekta secara kontinu.
2. Pemberantasan
sarang, seperti saluran drainase, menghilangkan genangan air disekitar kantin,
mencegah pembusukan sampah.
3. Pemantauan
rodent dapat dilakukan dengan trap succes
sehingga dapat diketahui keberhasilan penangkapan tikus dari beberapa perangkap
tikus yang dipasang.
D.
Pengendalian
Vektor dan Rodent
1.
Pengendalian Nyamuk
a. Tidak
membiarkan adanya genangan air.
b. Mengganti
air dalam bak setiap hari dan mengosongkannya ketika kantin tutup.
c. Menutup
tempat penampungan air.
d. Membuang
bekas alat pel atau air cucian yang sudah tidak terpakai lagi.
2.
Pengendalian Vektor Lalat
a. Penurunan
populasi larva dengan cara pengelolaan dan sanitasi yang baik pada
daerah-daerah yang potensial menjadi tempat untuk berkembangbiak.
b. Menghilangkan
lalat menggunakan alat perekat lalat.
c. Pengelolaan
sampah secara benar.
3.
Pengendalian Tikus
a. Menjaga
kebersihan area, sistem tata letak barang dengan susunan berjarak dari dinding
dan tertata diatas palet, dan sebagainya.
b. Menghilangkan
tempat beristirahat, bersembunyi, berteduh dan berkembang biak tikus. serta,
menghilangkan makanan tikus.
c. Rat Proofing
Untuk mengendalikan tikus disuatu lokasi
diupayakan agar lokasi tersebut tertutup dari celah yang memungkinkan tikus
masuk dari luar. Tikus dapat leluasa masuk lewat bawah pintu yang renggang,
lewat lubang pembuangan air yang tidak tertutup kawat kasa, lewat shaft yang
tidak bersekat atau lewat jalur kabel telepon dan listrik dari bangunan yang
tersambung disekitarnya.
d. Rodent killing
(trapping program dan rodentisida program)
Membuat
perangkap yang diletakkan ditempat yang biasanya dilewati tikus sehingga tikus
bisa masuk dan terperangkap. Poisoning programe yaitu memberikan racun
pada umpan. Rodenticide programe menggunakan bahan kimia untuk
mengendalikan tikus.
4.
Pengendalian kecoa
a.
Menutup lubang yang
menjadi sarang kecoa.
b.
Membuang sampah bekas
minuman.
c.
Mengatur rak-rak piring
dengan rapi dan selalu rajin membersihkannya.
d.
Tidak meletakkan
peralatan masak pada tempat yang gelap atau tersembunyi.
0 komentar:
Posting Komentar