Sabtu, 16 Desember 2017

Cara INVESTIGASI VEKTOR DAN RODENT

Investigasi Gedung Merie Curie
Lokasi             : Gedung Merie Curie IIK Bhakti Wiyata Kediri
Hari/tanggal   : Rabu – Kamis, 31 Mei – 1 Juni 2017
Gedung Merie Curie merupakan salah satu gedung yang berada di yayasan IIK Bhakti Wiyata Kediri. Gedung tersebut berfungsi sebagai kantin yang sering digunakan oleh sivitas IIK Bhakti Wiyata untuk istirahat, makan,baik makan yang dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Kantin biasanya dijadikan tempat bersosialisasi dan berkumpulnya seluruh angkatan. Kantin harus mengikuti prosedur tentang cara mengolah dan menjaga kebersihan kantin. Makanan yang disediakan kantin harus bersih dan halal.

Di dalam kantin terdapat penjual makanan dan konsumen. Penjual makanan tidak memperhatikan personal hygiene, baik cara berpakaian dan perilaku membuang sampah. Pakaian yang digunakan penjual makanan hanya seadanya tanpa memperhatikan kerapian dan kebersihan. Penjual makanan tidak mencuci bahan makanan dengan benar mereka hanya mencuci bahan makanan pada air yang ditampung di bak. Mayoritas konsumen membiarkan sampah bekas makanan berserakan di meja dan tidak membuangnya di tempat sampah. Para petugas kebersihan tidak membersihkan sampah bekas makanan tetapi hanya mengambil bungkus makanan saja.
Lingkungan sekitar gedung Merie Curie tampak bersih, namun di dalam gedung Merie Curie lumayan bersih dan di bagian dapur terlihat kotor. Area tempat makan banyak sampah atau bekas bungskus makanan yang berserakan dan terdapat beberapa kucing. Di bagian dapur terdapat banyak bercak pada dindingnya dan rak-rak penyimpanan makanan dan penyimpanan alat masak tidak dibersihkan dengan benar serta tidak tertata dengan rapi. Penjual juga membiarkan adanya genangan air di sekitar dapur serta sampah bekas minuman yang dibiarkan dan tidak dibuang.
Dengan keadaan gedung Merie Curie yang kurang baik, berikut adalah analisa mengenai vektor dan rodent yang terdapat di tempat tersebut.
A.      Analisa Rodent dan Vektor yang terdapat di Gedung Merie Curie
1.      Kecoa
Kecoa yang ditemukan merupakan kecoa jenis periplaneta americana. Habitat kecoa adalah tempat-tempat yang lembab, hangat dan gelap. Tempat-tempat tersebut dapat berupa celah-celah disekitar tempat pembuangan di dapur, tempat pembuangan sampah dan lemari makanan. Kecoa americana menyukai tempat-tempatyang memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi. Kecoa hadir karena terdapat lubang pada meja keramik tempat penyajian makanan, bekas makanan atau minuman yang tidak dibuang serta rak penyimpanan alat masak yang tidak tertata rapi dan kotor.
2.      Nyamuk Aedes
Nyamuk Aedes ditandai dengan garis-garis putih kepekatan di atas dasar hitam pada tubuhnya. Panjang badan sekitar 3-4 mm. Nyamuk Aedes betina yang sering menghisap darah karena membutuhkan protein untuk proses perkembangbiakan. Bentuk abdomen nyamuk betina lancip pada ujungnya dan memiliki cerci yang lebih panjang dari cerci pada nyamuk-nyamuk lainnya. Tubuh nyamuk betina lebih panjang dari nyamuk jantan. Nyamuk Aedes berkembangbiak pada tempat penampungan air berupa genangan air yang tertampung disuatu tempat atau bejana. Penjual makanan membiarkan adanya genangan air di dalam suatu wadah, misalnya dalam bak penampung air dan pengunjung yang membiarkan botol air mineral terbuka dan tidak dibuang.
3.      Nyamuk Culex
Nyamuk Culex banyak terdapat pada genangan air kotor. Nyamuk Culex lebih menyukai meletakkan telurnya pada genangan air berpolutan tinggi, berkembangbiak di air keruh dan lebih menyukai genanganair yang sudah lama daripada genangan air yang lebih baru. Nyamuk Culex menyukai tempat yang gelap, sejuk dan lembab untuk beristirahat. Faktor yang mendukung keberadaan nyamuk Culex adalah adanya genangan air yang berwarna keruh di dalam gayung di dapur, ada air bekas minuman yang tidak dibuang, selain itu terdapat saluran pembuangan air limbah yang terbuka, serta udara di ruangan dapur kurang sehingga lembab dan gelap.
4.      Lalat rumah (Musca Domestica)
Lalat mudah berkembangbiak, sarang lalat umumnya adalah kotoran manusia dan hewan serta dari bahan organic lainnya yang segar maupun membusuk (daging, ikan, tumbuhan). Makanan utamanya adalah benda-benda cair terutama yang mengandung gula dan yang berbau amis. Benda yang keras dicairkan menggunakan liurnya. Setiap makan seringkali memuntahkan makanannya. Oleh sebab itu kemungkinan terjadinya penularan penyakit dapat melalui aktivitas memuntahakan makanan di samping bulu-bulu kakinya yang sanggup membawa jutaan kuman berbahaya. Lalat suka hinggap di tempat yang kotor antara lain di lantai dan tanah, atau di tempat yang mengandung makanan yang disukainya.  Faktor yang memicu adanya lalat adalah terdapat sisa makanan yang berserakan di meja. Keberadaan tempat pembuangan sementara (TPS) berdekatan dengan area kantin dan tempat sampah yang dibiarkan terbuka.
5.      Tikus Rumah (Rattus Domestica)
Dikenal sebagai tikus terkecil atau mencit (Malaysia), nyingying (Jawa). Bentuk sangat kecil, bulu lembut berwarna abu-abu, dada lebih abu, ekor cokelat gelap. Aktivitas hidupnya (terutama mencari makan, berlindung, bersarang dan berkembangbiak) di dalam rumah (atap, sela-sela dinding, dapur, almari), gudang, kantor, pasar, selokan dan lain-lain. Factor pemicu adanya tikus di gedung Merie Curie adalah tempat penyimpanan peralatan yang diletakkan di bawah meja kompor yang tidak tertata dan banyak tumpukan peralatan dapur yang diletakkan langsung menempel pada dinding. Selain itu, adanya selokan terbuka yang memudahkan tikus berkeliaran masuk ke dalam dapur.

B.       Penyakit yang ditularkan oleh vector dan rodent, antara lain :
1.      Demam tifoid
Penyakit infeksi usu yang disebut juga sebagai tifus abdominalis atau Typoid Fever ini disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B, dan C. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia maupun di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Prinsip penularan pepnyakit ini adalah melalui fekal-oral. Kuman berasal dari tinja atau urin penderita atau bahkan carrier (pembawa penyakit yang tidak sakit) yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui air dan makanan. Mekanisme makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri sangat bervariasi. Pertama, penularan terjadi karena masyarakat mengonsumsi kerang-kerangan yang airnya tercemar kuman, kontaminasi juga dapat terjadi pada sayuran mentah dan buah-buahan yang pohonnya dipupuk dengan kotoran manusia. Vector berupa serangga yaitu kecoa dan lalat juga berperan dalam penularan penyakit demam tifoid.
2.      Kolera
Kolera merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan epidemic dan pendemi di banyak Negara, dengan meninggalkan korban meninggal dunia yang sangat besar. Penyakit diare akut yang sangat menular ini disebabkan oleh kuman Vibrio comma yang menghasilkan enterotoksin yang sangat toksik. Kuman vibrio ditularkan secara langsung melalui tinja atau muntahan penderita atau secara tidak langsung ditularkan oleh vector serangga, misalnya lalat dan lipas.
3.      Disentri
Disentri merupakan penyakit diare yang mengandung bercak darah dan lendir, biasanya disertai dengan rasa nyeri atau kram pada perut. Disentri disebabkan oleh usus dan organ pencernaan yang terinfeksi bakteri shigella dan amoeba. Penyebaran bibit penyakit dibawa oleh lalat rumah yang berasal dari sampah, kotoran manusia atau hewan.
4.      Diare
Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. WHO pada tahun 1984 mendefinisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam (24 jam). Penyakit diare sebagian besar (75%) disebabkan oleh kuman seperti virus dan bakteri. Penularan penyakit diare melalui orofekal terjadi melalui tinja yang terinfeksi mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh vector (lalat) dan kemudian vector tersebut hinggap di makanan, maka makanan itu dapat menularkan diare ke orang yang memakannya.
5.      Demam dengue
Demam dengue dan demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang tersebar luas diseluruh dunia terutama di daerah tropis. Sumber penularan utama adalah manusia dan primate, sedang penularannya adalah nyamuk Aedes. Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypti (di daerah perkotaan) dan Aedes albopictus (di daerah pedesaan). Nyamuk yang menjadi vector penyakit DBD adalah nyamuk yang menjadi terinfeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit dan viremia (terdapat virus di dalam darahnya). Virus berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama dalam kelenjar air liurnya, dan jika nyamuk ini menggigit orang lain maka virus dengue akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus ini akan berkembangs elama 4-6 haru dan orang tersebut akan mengalami sakit demam berdarah dengue. Virus dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan berada dalam darah selama satu minggu. Orang yang di dalam tubuhnya terdapat virus dengue tidak semuanya akan sakit demam berdarah dengue. Ada yang mengalami demam ringan dan sembuh dengan sendirinya, atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit. Tetapi semuanya merupakan pembawa virus dengue selama satu minggu, sehingga dapat menularkan kepada orang lain di berbagai wilayah yang ada nyamuk penularanya. Sekali terinfeksi, nyamuk menjadi infektif seumur hidupnya.
6.      Penyakit yang diwaba oleh nyamuk Culex :
a.       Filariasis limfatik
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria, yang hidup di saluran dan kelenjar limfe serta menyebabkan gejala akut atau kronis. Di Indonesia terdapat 3 spesies cacing filaria penyebab filariasis yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara. Seseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk yang sudah terinfeksi, yaitu nyamuk yang dalam tubuhnya mengandung larva stadium III (L3). Nyamuk sendiri mendapat mikrofilaria karena menghisap darah penderita atau dari hewan yang mengandung mikrofilaria. Nyamuk sebagai vektor menghisap darah penderita (mikrofilaremia) dan pada saat itu mikrofilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam lambung nyamuk. Dalam tubuh nyamuk mikrofilaria tidak berkembang biak tetapi hanya berubah bentuk dari larva instar 1 menjadi larva instar 3 dalam beberapa hari, karenanya diperlukan gigitan berulang kali untuk terjadinya infeksi. Di dalam tubuh manusia larva instar 3 menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi cacing dewasa jantan atau betina serta berkembang biak. Nyamuk yang menjadi vektor penyakit ini adalah nyamuk Culex.
7.      Tikus merupakan host untuk beberapa agent penyakit menular antara lain :
a.       Pes
Pes memiliki nama lain plague, sampar dan La paste. Pes merupakan salah satu penyakit zoonosis pada rodensia yang bisa ditularkan kepada manusia. Penularan pes dapat ditularkan melalui tikus rumah yang darahnya infektif digigit oleh pinjal yang kemudian menggigit manusia.
C.      Pemantauan Vektor dan Rodent
1.      Pemantauan populasi insekta secara kontinu.
2.      Pemberantasan sarang, seperti saluran drainase, menghilangkan genangan air disekitar kantin, mencegah pembusukan sampah.
3.      Pemantauan rodent dapat dilakukan dengan trap succes sehingga dapat diketahui keberhasilan penangkapan tikus dari beberapa perangkap tikus yang dipasang.
D.      Pengendalian Vektor dan Rodent
1.        Pengendalian Nyamuk
a.       Tidak membiarkan adanya genangan air.
b.      Mengganti air dalam bak setiap hari dan mengosongkannya ketika kantin tutup.
c.       Menutup tempat penampungan air.
d.      Membuang bekas alat pel atau air cucian yang sudah tidak terpakai lagi.

2.        Pengendalian Vektor Lalat
a.       Penurunan populasi larva dengan cara pengelolaan dan sanitasi yang baik pada daerah-daerah yang potensial menjadi tempat untuk berkembangbiak.
b.      Menghilangkan lalat menggunakan alat perekat lalat.
c.       Pengelolaan sampah secara benar.
3.        Pengendalian Tikus
a.       Menjaga kebersihan area, sistem tata letak barang dengan susunan berjarak dari dinding dan tertata diatas palet, dan sebagainya.
b.      Menghilangkan tempat beristirahat, bersembunyi, berteduh dan berkembang biak tikus. serta, menghilangkan makanan tikus.
c.       Rat Proofing
Untuk mengendalikan tikus disuatu lokasi diupayakan agar lokasi tersebut tertutup dari celah yang memungkinkan tikus masuk dari luar. Tikus dapat leluasa masuk lewat bawah pintu yang renggang, lewat lubang pembuangan air yang tidak tertutup kawat kasa, lewat shaft yang tidak bersekat atau lewat jalur kabel telepon dan listrik dari bangunan yang tersambung disekitarnya.
d.      Rodent killing (trapping program dan rodentisida program)
Membuat perangkap yang diletakkan ditempat yang biasanya dilewati tikus sehingga tikus bisa masuk dan terperangkap. Poisoning programe yaitu memberikan racun pada umpan. Rodenticide programe menggunakan bahan kimia untuk mengendalikan tikus.
4.        Pengendalian kecoa
a.         Menutup lubang yang menjadi sarang kecoa.
b.         Membuang sampah bekas minuman.
c.         Mengatur rak-rak piring dengan rapi dan selalu rajin membersihkannya.

d.         Tidak meletakkan peralatan masak pada tempat yang gelap atau tersembunyi.

0 komentar:

Posting Komentar